PortalBMR, BOLMONG – Adanya pancaroba yang tidak menentu. Pemerintah Kabu[aten Bolaang ongondow (Bolmong). Melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Bolmong, telah mencatat sebanyak 29 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi sejak awal tahun 2018.
Kepala Dinkes Bolmong Sahara Albugis, melalu Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Keswa Wiyono mengatakan, peningkatan kasus DBD di Bolmong dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya karena terkait dengan pancaroba yang tidak menentu,
“pada triwulan 1 tercatat 25 dan 4 kasus DBD terjadi pada bulan april. Faktor cuaca dengan hujan terus menerus saat ini, juga mnjadi penyebab munculnya penyakit DBD ini,” terang Keswa.
Dari jumlah kasus yang terjadi lanjutnya, diakibatkan gigitan nyamuk Aydes Aygepti. “Dari data yang masuk tersebar di semua wilayah Kecamatan, yakni lewat Pusmesmas Imandi ada 17 kasus, Puskesmas Mopuya Enam, Puskesmas Passi Barat dua, dan data yang masuk kejadian pada April berada di wilayah Puskesmas Pusian Empat, bersyukur, sampai saat ini belum ada yang meninggal dunia”, ungkap Keswa.
Adanya beberapa kasus pihaknya terus melakukan desiminasi informasi tentang DBD serta berkoordinasi dengan pihak terkait dan melakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), Galakkan 3Mplus, dan dilakukan fogging.
“Kita mengutamakan gerakan PSN diantaranya fogging, selanjutnya lakukan kebersihan lingkungan, baru melakukan fogging”, tuturnya.
Dijelaskan Demam Berdarah merupakan penyakit berbahaya yang bisa membuat korban bisa sampai meninggal akibat serangan virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti, melalui gigitan yang masuk ke pembulu darah sampai bisa membuat korban demam tinggi sampai bisa meninggal,
“Kita harus selalu waspada terhadap serangan penyakit berbahaya ini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memberantas penyakit ini adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal kita agar nyamuk sulit berkembang biak sehingga resiko demam berdarah pun bisa ditekan”, tandasnya.