PortalBMR, KOTAMOBAGU – Lapak pedagang pasar senggol yang terletak di Desa Poyowa Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan menuai polemik.
Dimana pasar senggol yang diprioritaskan untuk pedagang lokal, kini tak sesuai dengan harapan. Sebanyak 35 pedagang lokal masih terlantar. Hal ini menjadi perbinjangan para pedagang lokal yang ada dikompleks lokasi pasar senggol. Sabtu, (2/06/2018) pukul 21;00 wita.
Diketahui panitia pelaksana pasar senggol tahun 2018 kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperindagkop) Kotamobagu, Herman Aray.
Sampai saat ini kita dan teman-teman pedagang lokal sebanyak 35 orang belum mendapatkan tempat yang disediakan oleh panitia pelaksana pasar senggol, dikarenakan ada yang mengatas namakan Pjs waliota meminta 30 lapak yang ada dipasar senggol. Sehingga sejumlah lapak yang disediakan, sudah lagi tak ada.
“ada 30 tempat katanya pjs yang minta dengan harga satu lapak/tempat Rp 1.000 000 dan itu pak kadis Herman Aray yang katakan”, ujar sumber yang enggan menyebutkan namanya.
Dihubungi ketua paniti Herman Aray diduga nama Pjs Walikota dicatut meminta 30 lapak dagangan dipasar senggol. Herman aray menapik adanya pencatutan nama Pjs walikota.
“ohh itu tidak benar, saya sudah lama melaksankan pasar senggol tapi tidak pernah melakukan hal itu, apa yang dituduhkan kesaya mengatasnamakan walikota itu tidak benar, itu tidak mungkinm”, kata herman Aray kepada Media PortalBMR,com.
Terkait pedagang lokal yang belum memiliki lapak dilokasi pasar senggol.
“Besok saja jam 10 kita ketemu di lokasi pasar senggol, dan kita korcek langsung dilapangan”, tambahnya.
Terkait nama Pjs walikota dicatut. Secepatnya media ini akan mengkonfirmasih kepada Pjs Walikota Kotamobagu.