PortalBMR, KOTAMOBAGU – Dalam rangka peningkatan Klaster Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Nanas. Bank Indonesia (BI) melakukan kerja sama dengan pemerintah Kota Kotamobagu. Kamis, (12/7/2018) bertempat di Hotel Sutanraja Kotamobagu.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Utara (SULUT), Bapak Soekowardojo dan Walikota Kotamobagu Ir Hj Tatong Bara, bersepakat melakukan MOU (Memorandum of Understanding ).
Turut hadir dalam kesepakatan MoU. Kepala Dinas Pertanian, instansi serta para Ketua dan anggota Kelompok UMKM yang ada di Kota Kotaamobagu.
Walikota Kotamobagu dalam penyampaiannya mengatakan dengan kerja sama ini, mari kita sambut positif dan memberi apresiasi pihak Bank Indonesia. Karena dengan adanya kerja sama dengan pihak BI, tentunya dapat meningkatkan produk komoditi Nenas yang ada di Kotamobagu.
“Ini merupakan kebahagiaan tersendiri untuk masyarakat Kotamobagu terutama bagi Kelompok Petani Nenas. Dan insyaallah dengan adanya ini juga dapat meningkatkan produk Nenas yang ada di Kotamobagu”,Kata Tatong Bara.
Kesempatan ini juga Walikota kotamobagu sedikit memaparkan terkait keberadaan Nenas di Kota Kotamobagu. Dimana, untuk luas areal perkebunan Komoditi Nenas di Wilayah Kotamobagu berjumlah 126,5 hektar dengan produksi pertahun mencapai 2.530.000 biji Nenas pertahun. Dengan kehadiran pihak Bank Indonesia untuk menyentuh tiga kelompok tani Nenas , ini juga merupakan kegiatan yang baru oleh petani yang tadinya baru dalam sebatas komoditi, nantinya akan dirubah dalam produk turunannya.
“Insyaallah dengan kehadiran Bank Indonesia melalui bantuan ini, petani akan mendapatkan nilai ekonomi yang semakin baik. Mari kita jaga kepercayaan Bank Indonesia semoga menjadikan nilai tambah perekonomian masyarakat Kotamobagu.” Ungkap Walikota Tatong Bara.
Sementara itu Bapak Soekowardojo selaku Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara mengatakan Nanas Kotamobagu ini mempunyai cita rasa yang menurut kita adalah terbaik. Disini nantinya kita sentu aspek produksinya , kalau produksi sudah sesuai standar baru kita tingkatkan kepada lainnya.
“Kalu memang produksinya sudah sesui stantar, baru kita tingkatkan kepada pengolahan atau pasca panen kemudian kita lihat peluang pasarnya. Kita coba bantu sebab sudah ada investor yang sudah melirik, tinggal melihat bagaimana realisasinya”, Kata Soekowardojo.
Sebelumnya pihak Bank Indonsia (BI) sudah bekerja sama dengan pemerintah Kotamobagu dengan membantu Tiga Kelompok UMKM komoditi Kopi. Yakni, Kopi Dinodok yang sudah menjadi salah satu Icon di Kota Kotamobagu.