PortalBMR, KOTAMOBAGU – Dijaman yang serba modern sudah tentu segala perlengkapan rumah tangga banyak mengunakan bahan Plastik, Stainless Steel dan enamel yang bentuk serta warnanya sangat menarik.
Meski sudah moderen wanita Eni Mamonto (56) bersama suaminya Sudi Rumoroy (63) warga Desa Kobo Kecil Kecamatan Kotamobagu Timur, tetap bertahan dengan keahlian mereka.Yaitu membuat nyiru alat menapi beras dengan cara anyaman menggunakan bahan dari bambu dan rotan untuk dijual.
Darai hasil anyaman membuat nyiru (dalam bahasa daerah bolaang mongondow digu), kedua pasangan terbilag tua ini mampu membuat empat sampai lima digu dalam sehari.
Kepada awak media pasangan suami istri ini mengaku, hasil kerajinan mereka membuat nyiru untuk menapi beras dari bahan jenis rotan dan bambu dibawa kepasar 23 maret untuk dijual.
“sehari bisa empat sampai lima digu kita kerjakan, setelah itu dibawa kepasar untuk dijual. Harganya tergantung jenis bahan”, kata Eni.
Lanjutnya dalam satu bulan hasil kerajinan mereka bisa mencapai 50 digu-digu. Untuk pemasaran ibawa ke pasar Serasi dan Pasar 23 Maret Kotamobagu untuk dijual. Sementara jenis bahan bambu bisa diambil dari kebun, sedangkan untuk rotan yang berkualitas bagus kami harus beli, dengan memakai rotan yang jenis paling bagus kualitas digu kuat dan bagus.
“Untuk harga saya bandrol mulai Rp. 20.000,- sampai Rp. 35.000,-“. Ujar Eni Mamonto.
Diketahui hasil kerajinan mereka mengayam digu tak hanya dibawa kepasar. Pasangan ini juga menerima pesanan dari luar dengan jinis bahan dari bambu dan rotan.
Harapanya walau sudah dizaman moderen ada generasi yang bersedia dan mau meneruskan pembuatan kerajinan anyaman dari bambu dan rotan,agar tetap mampu melestarikan warisan leluhur kita hingga tak tertinggal dengan perkembangan zaman.
“Jika ada yang minat belajar membuat digu-digu dari anyaman bambu dan rotan saya siap akan berbagi ilmu.” ujarnya.