PortalBMR. KOTAMOBAGU – Mahasiswa Universitas Domoga Kotamobagu terus melakukan aksi Demo menuntut rektor UDK untuk turun dari jabatannya. Dimana selama ini mahasiswa unversitas dimoga kotamobagu merasa telah dibodohi oleh yayasan UDK.
Hingga saat ini Aktivitas belajar dikampus tak berjalan seperti biasanya selama tiga hari, karena seluruh ruang belajar disegel oleh mahasiswa. Kamis, (29/11/2018) Samsul Paputungan bersama mahasiswa lainnya melakukan aksi demo dihalaman UDK, dengan membakar Ban Bekas sambil menyampaiakan orasinya.

Dari pantauan aparat kepolisian Polres Kotamobagu nampak terus melakukan negosiasi dengan mahasiswa UDK, untuk segera membuka ruangan-ruangan yang telah disegel oleh mahasiswa.
Namun keinginan mahasiswa belum menyetujui keinginan utuk membuka ruangan yang telah mereka segel. keinginan mahasiswa agar rektor UDK bisa menemui mereka untuk berkomunikasi terbuka dengan mahasiswa terkait segala biaya yang dianggap sangat membebani mahasiswa.
Salah satu mahasiswa UDK kepada media yang sedang melakukan aksi demo dihalaman UDK Icat Damogayo mengatakan. Dalam 1 semester ada 19 SKS. 1 SKS 50 ribu, jika di total persemester Rp 950.000 dan itu harus dibayarkan terlebih dahulu. Belum lagi Ujian Tengah Semester (UTS) Rp 135.000. Ujian Akhir Semester (UAS) Rp 135.000. dan SPP Rp 2.500.000.
“Dengan biaya pendidikan yang ada saat ini membuat mahasiswa sangat terbebani. Sehingga kami meminta kepada pihak yayasan untuk meninjau kembali, terkait beban biaya kepada mahasiswa dan terbuka kepada mahasiswa. Sementara biaya yang sangat terbebani kepada kami tidak didukung dengan fasilitas yang memadai”, Kata Icat.
Diketahui Aksi Demo Mahasiswa Universitas Domuga Kotamobagu menuntut rektor turun dari jabatanya sudah berlangsung dari hari Selasa (27 hingga 29 2018) tiga hari. Sementara para orator aksi demo UDK dengan lantang mengatakan akan terus melanjutkan aksi ini.