PortalBMR, KOTAMOBAGU – Seiring dengan perkembangan teknologi, Potensi budidaya ikan air tawar jenis nila dengan teknologi bioflok sangat menjanjikan. Dimana dengan pemakaian air yang lebih irit dalam kolam, akan menghasilkan tekstur daging ikan lebih gemuk dan padat.
Jumat, (20/09/2019) Sektetaris Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) ‘Secerah Senyum’ Kelurahan Biga Kecamatan Kotamobagu Utara, Lukman Korompot mengatakan, hanya dengan waktu kurang lebih 3 bulan, ikan sudah bisa dipanen dengan ukuran rata-rata 250 gram/ekor.
“Satu bak isinya1250 ekor, periode panennya lebih singkat karena hanya 105 hari, lebih cepat dibandingkan kolam, karena biasanya di kolam setahun baru penen, jadi secara ekonomi lebih menguntungkan,” jelas Lukman Korompot.
Lanjutnya, selain syarat nilai ekononi, pembudidayaan ikan nila dengan teknologi bioflok ini juga sangat praktis dan ramah lingkungan.
“Dari sisi lain, budidaya tebar padat ini, tentunya sangat ramah lingkungan, karena kotoran ikan yang ada dalam kolam bioflok juga aman digunakan untuk memupuk tanaman,” terangnya.
Dirinya juga mengungkapkan, program percontohan tersebut berasal dari Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan alokasi dana sebesar Rp 330 juta.
“Iya, programnya semuanya dari kementerian. Mulai pembuatan kolam, benih ikan, obat-obatan bahkan hingga pakan diberikan. Jika ini sudah jalan maka untuk pembiayaan selanjutnya tentunya sudah secara mandiri, lewat hasil penjualan paska panen nanti,” pungkasnya.