PortalBMR, BOLMONG – Puncak kesabaran warga masyarakat Desa Tanoyan Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) akhirnya pecah juga. Ratusan warga Desa Tanoyan mendatangi mess koperasi HATAMA untuk menolak keberadaan koperasi medio potolo dan hatama yang melakukan aktivitas pertambangan emas yang tidak memberikan dampak positif di Desa Tanoyan.
Selain tidak memberikan dampak positif di desa, warga masyarakat yang memiliki lahan perkebunan di wilayah lokasi yang menjadi pertambangan emas tidak di izinkan masuk oleh oknum anggota BAIS TNI.
“ini sudah keterlaluan, oknum anggota BAIS TNI si Nur Cahyo meminta pembagian Bak Siram di lahan masyarakat. Dan meminta agar kemudian di bagikan juga ke pihak koperasi madiow potolo hasilnya” kata ketua Pemuda Desa Tanoyan Nasir Ganggai Minggu, (5/01/2020) kepada awak media.
Lanjutnya, Akan tetapi warga yang menduduki lokasi tersebut tidak menerima permintaan dari BAIS. Kini lahan potolo sekrang ini sudah diduduki oleh warga tanoyan selatan. Mereka sudah memutuskan untuk tidak lagi bekerjasama dengan Koperasi Madiow Potolo dan BAIS.
“Sempat bersitegang antara masyarakat dengan Koperasi dan Oknum Anggota BAIS Nur Cahyo, Sikap warga tanoyan tegas mengatakan bahwa BAIS dan Koperasi madiow pototolo tidak ada lahan di Potolo” jelasnya.
Perstiwa pukul: 09;00 wita, terjadi dirumah kontrakan milik warga tanoyan yang menjadi mess oknum anggota BAIS. Warga menegaskan tidak lagi akan bekrjasama dengan koperasi Mediow Potolo dan HATAMA, sekaligus warga juga mepertanyakan kepada Nur Cahyo Oknom yang mengeluarkan senjata.
“kami juga ingin menanyakan kepada nur cahyo apa maksud oknum anggota bais si Leo itu menggertak masyarakat tanoyan selatan di lokasi potolo sambil memperlihatkan senjata, sekaligus menolak permintaan dari Nur Cahyo soal pengolahan BAK siram khusus bais dan koperasi madiow” Tandasnya.
Atas peristiwa tersebut awak media menghubungi Mayor Nur Cahyo di nomor ponsel 08138170xxxx/ diangkat tapi tidak memberikan penjelasan atas kejadian tersebut, di WhatsAAp juga di reat tapi tidak di balas, hingga berita ditayangkan. Namun awak media akan berusaha terus untuk mendapat informasi dari Mayor Nur Cahyo.
Sekedar diketahui, Badan Intelijen Strategis (Disingkat BAIS TNI) adalah organisasi yang khusus menangani intelijen kemiliteran dan berada di bawah komando Markas Besar Tentara Nasional Indonesia.
BAIS bertugas untuk menyuplai analisis-analisis intelijen dan strategis yang aktual maupun perkiraan ke depan biasa disebut jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang kepada Panglima TNI dan Kementerian Pertahanan.(r/a).