PortalBMR, KOTAMOBAGU – Selain dimakan langsung sebagai buah segar, nanas dapat di olah menjadi berbagai macam olahan. Pengolahan ini bertujuan untuk memperpanjang umur simpan, meningkatkan nilai jual/ekonomi, menciptakan peluang usaha kerja baru dan pendukung penganekaragaman pangan atau makanan.
Kebutuhan akan buah nanas dari tahun ke tahun semakin meningkat baik untuk dalam negeri maupun untuk pasar internasional. Sejalan dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi berbagai upaya dilakukan untuk memperpanjang daya tahan buah nanas diantaranya melalui pengalengan, pengeringan, dan di buat berbagai macam olahan seperti sirup nanas, selai nanas, jam atau jelly, sari buah nanas, dodol nanas, tepung nanas, nata de pina, ekstrak bromelin dan lain-lain.
Di Kota Kotamobagu sendiri, ditengah wabah pandemi saat ini permintaan pasar terhadap buah tersebut terus meningkat, apalagi menjelang idul fitri nanti. Hal ini turut diakui salah satu petani nenas asal Kelurahan Mongkonai Barat, Sumitro Limpaton (54).
“Awalnya saya pikir wabah corona ini akan mempengaruhi anjloknya permintaan pasar, namun kenyataannya tidak. Saat ramadhan seperti ini penjualannya tetap seperti biasa, dan kemungkinan akan melinjak menjelang lebaran nanti,” ungkapnya.
Untuk harga penjualannya sendiri lanjut Sumitro, masih stabil belum ada kenaikan. “Penjualannya saya banderol 4000 hingga 5000 rupiah per buahnya. Alhamdulillah dengan meningkatnya permintaan pasar, sangat berdampak positif terhadapa pendapatan kami,” tutur Sumitro.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Tanaman dan Holtikultura Dinas Pertanian Kota Kotamobagu, Ramjan Mokoginta, mengatakan kualitas nenas Kotamobagu yang memiliki area di Kelurahan Mongkonai sudah diakui banyak konsumen.
“Rasanya manis, ukurannya pun besar. Jadi, wajar akalu nenas asal petani mongkonai paling dicari,” ungkapnya.