PortalBMR, BOLMONG – Kawasan Industri Mongondow atau disingkat KIMong menjadi wadah bagi Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), khususnya dan Sulawesi Utara (Sulut) pada umumnya untuk menggerakkan sektor investasi secara massif.
Pasalnya, KIMong yang menjadi prioritas di wilayah Indonesia Timur tersebut akan menampung ratusan investor dari manca Negara untuk menanamkan sahamnya di Bolmong. Dengan terwujudnya KIMong ini, dipastikan pergerakan ekonomi di Bolmong akan sangat fleksibel. Yang pasti, dampak positif secara ekonomi akan dirasakan oleh masyarakat.
Terlebih khusus, soal perekrutan tenaga kerja oleh para investor yang akan menanamkan modalnya di KIMong nanti.
Soal tenaga kerja, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolmong melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) menyebut bahwa untuk tenaga kerja lokal menjadi prioritas. Dimana, tenaga kerja lokal harus diakomodir perusahaan dengan estimasi sebesar 75 persen dari total karyawan.
“Untuk tahap awalnya, kemungkinan besar masih didahului dengan tenaga ahli dari luar. Tapi, kita harus prioritaskan tenaga kerja lokal juga. Tentu KIMong prioritas utama rekruitmen putra daerah,” kata Kepala Disnakertrans Bolmong, Ramlah Mokodongan.
Namun, Ramlah menjelaskan, pemerintah tidak memiliki kewenangan untuk mengatur secara langsung terkait dengan rekruitmen tenaga kerja. Terlebih lagi, membuat sebuah kesepakatan yang harus tertuang dalam Momerandum of Understanding (MoU).
“Perusahaan itu tidak bisa melakukan MoU dengan pemerintah terkait dengan tenaga kerja. Mereka memiliki aturan sendiri dalam rekruitmen tenaga kerja yang dibutuhkan. Acuan mereka undang-undang tenaga kerja,” jelas Ramlah.
Untuk diketahui, Bupati Bolmong, Yasti Soepredjo Mokoagow membeberkan dengan masuknya KIMong akan menyerap tenaga kerja lokal kurang lebih 33 ribu orang. Selain itu, nilai investasi yang masuk pun dikisar berada di angka 150 triliun rupiah.
“Ini peluang yang dimiliki oleh putra-putri daerah. Karena kami meminta 90 persen harus anak-anak Mongondow,” kata Yasti