PortalBMR, KOTAMOBAGU – Penganiayaan hingga mengakibatkan korban meninggal dunia terjadi di lingkungan sekolah. Hal tersebut menjadi dunia pendidikan di Kotamobagu tercoreng. pasca terjadi aksi penganiayaan terhadap BT (13) siswa MTs Negeri 1 Kotamobagu yang menyebabkan korban meninggal dunia. Diduga Pelakunya sebanyak sembilan orang siswa sekolah.
Informasi didapat dari pihak keluarga, penganiayaan terjadi Rabu (8/6) di sekolah usai korban mengikuti ulangan.
Waktu itu korban pergi ke mesjid untuk salat Zuhur. Saat hendak mengambil air wudhu, tiba-tiba ada orang yang menutupi bagian muka korban menggunakan sajadah.
Setelah itu, korban diduga dianiaya di bagian perut dan Korban langsung meringis kesakitan.
Setelah pulang sekolah dan tiba di rumah, korban pun langsung mengeluh sakit di bagian perut. Mendengar keluhan tersebut, pihak keluarga dan orang tua melarikan korban ke RSUD Kotamobagu.
Setelah dilakukan pemeriksaan di RS Kotamobagu, korban dirujuk ke RSUD Malalayang Manado pada hari Sabtu (11/6) gegara ada kelainan usus.
Meski sudah dilakukan tindakan medis, nyawa korban tidak tertolong. Korban meninggal Minggu (12/6).
Kapolres Kotamobagu AKBP Irham Halid SIK melalui Kasi Humas IPTU I Dewa Adiyatna mengatakan, saat ini sembilan terduga pelaku sudah diamankan di Polres Kotamobagu.
“Para pelaku saat ini sedang dilakukan pemeriksaan dan didampingi orang tua, sesuai laporan pihak Reskrim Polres Kotamobagu,” kata Dewa.
Senin, (13/6)2022) Menyikapi kejadian dugaan penganiayaan di lingkungan sekolah, Wahyudin Batalipu Anggota divisi investigasi Dewan pimpinan pusat Lembaga Pemantau Pembangunan dan Kinerja Pemerintah (DPP LP2KP) meminta pihak kelpokisan untuk mengusut tuntas kejadian yang mengakibatkan hikanya nyawa siswa.
“Saya meminta pihak terkait (sekolah) agar diperiksa oleh penegak hukum polres Kotamobagu, melihat kejadian, ini terjadi di lingkungan sekolah. Sekolah Mts dikenal ketat dalam pengawasan, kenapa bisa ada kejadian ini, ini patut diduga ada kelalaian dalam pengawasan/pembiaran oleh pihak sekolah. Kami juga LP2KP akan melakukan investigasi adanya kejadian tersebut”, Ucap Yudi Batalipu.
Dikonfurmasih Kepala sekolah Mts Kotamobagu Intan Safitri Mokodompit melalui WhatsApp terkait dugaan ada pembiaran dan kelalaian atas kejadian tersebut, namun enggan menjawab. Selanjutnya dihubungi melalui telfon, ibu kepsek menyampaikan”maaf pak saya masih ada tamu”, singkat dan langsung mematikan telfonnya.