PortalBMR, BOLTIM – Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh buruknya asupan gizi anak dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga menyebabkan kondisi gagal tumbuh (failure thrive) pada anak yang mengakibatkan tinggi atau panjang anak tidak sesuai dengan umur (TB/U), sehingga anak terlihat jauh lebih pendek (kerdil) dari pada teman-teman seusianya.
Untuk mengantisipasi hal ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) mengajak masyarakat Boltim untuk mencegahnya sejak dini.
Kepala Dinas Kesehatan, Eko Marsidi SKM ME, berujar, dampak Stunting bisa berdampak bagi individu dan negara. Dia menjelaskan, dampak bagi individu yaitu beresiko terkena penyakit Degeneratif, kemampuan kognitif menurun, daya tangkap berkurang, kecerdasan melemah, mudah sakit, fungsi tubuh tidak seimbang, postur tubuh rendah dan penampilan kurang menarik.
“Sedangkan dampak stunting bagi negara adalah dapat menurunkan kesehatan dan produktivitas kerja seseorang sehingga akan berpengaruh pada pendapatannya ketika ia dewasa,” terang Marsidi
“Hal ini tentu akan mempengaruhi pula pendapatan bruto negara sehingga akan membuat negara rugi triliyunan rupiah,” sambungnya.
Kadis menyebutkan, untuk pencegahan, Stunting bisa di cegah melalui beberapa langkah utamanya pemberian tablet bagi remaja putri usia 12 sampai 18 tahun.
Ia Menambahakan Stunting bisa dicegah dengan pemenuhan gizi ibu hamil, pemberian asi eksklusif, rutin melakukan pemantauan pertumbuhan anak tertama di posyandu, menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta pemberian tablet Fe bagi remaja putri 12 sampai dengan 18 tahun,”Ujar Marsidi.