PortalBMR, BOLTIM – Cuitan Selvi Morai di akun FaceBook pribadinya yang memuat gambar jembatan penghubung yang bisa membahayakan warga sebagai pengguna. Hal tersebut menggambarkan pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) belum menyentuh jembatan tersebut..
Akun FB Selvi Morai warga Desa Tobongon, Kecamatan Modayag, Bolaang Mongondow Timur (Boltim), bermohon di statusnya kepada Presiden RI Joko Widodo, untuk perhatiannya terhadap warganya agar dapat memperhatikan jembatan penghubung yang sering di lalui warga nyaris putus/ ambruk, akun ini banyak menuai komentar dari netizen.
Dari akun tersebut, awak media mencoba menelusurii lokasi jembatan yang telah diposting melalui akun FB Selvi Morai. Ternyata jembatan tersebut memang benar adanya.
Jum’at, (19/07/19) nampak jembatan yang terletak di Desa Tobongo terlihat tidak layak lagi. Dasar jembatan ini hanya menggunakan bentangan batang pohon kelapa, serta lantai jembatan beralaskan papan dan sudah tak rapat lagi, untuk pengaman jembatan hanya menggunakan bambu, itu-pun hanya disatu sisi saja, jembatan ini nampak rapuh dan tak kuat lagi, sehingga untuk melewati jembatan tersebut harus ekstra hati-hati.
“Jembatan ini dibuat sudah lama sekali. Ini adalah akses jalan satu-satunya jika musim penghujan tiba, serta untuk anak-anak pergi sekolah dan belanja kebutuhan rumah tangga sehari-hari ,” ungkap Yemi Sinaulan (40an), warga setempat.
Diketahui jembatan ini digunakan warga untuk melintas, jika Sungai Kali Putih debit airnya sangat deras. Bila sungai kaliputih airnya surut, warga bisa melintasi lewat sungai.
“Kemarin sempat tak bisa dilalui sama sekali, karena hujan seharian penuh, hingga anak-anak pun tak sempat pergi bersekolah, dikarenakan debit air sungai meninggih dan jembatanpun licin hingga kami was-was untuk melintasi akses tersebut,” ungkap Cici Kamer (30an) yang juga adalah warga setempat.
lanjutnya Pada tahun 2015 lalu, jembatan tersebut sudah pernah diukur oleh petugas pengukur yang belum diketahui warga kalau petugas dari mana.
“Jembatan ini sudah pernah ada pengukuran pada saat pilkada lalu oleh petugas pengukur dengan panjang jembatan 15 meter dan lebar 1,5 meter, namun kami tidak mengetahui itu petugas apa, dan sampai hari ini belum ada juga realisasinya dari pengukuran jembatan tersebut,” terang Cici dan Yemi.
Harapan warga Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan pemerintah desa dapat pembangunan jembatan tersebut.
“itu adalah akses satu-satunya kami untuk melintas ke tempat bekerja dan anak anak pergi sekolah, kiranya jembatan ini segera diperbaiki. Apa lagi sekarang Dana Desa diperuntukan untuk pembangunan di desa,” pintah Mereka