PortalBMR, BOLTIM – Nasib naas menimpa seorang kakek bernama Sam Rajak usia 72 tahun warga Desa Modayag Induk Kecamatan Modayag Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (BOLTIM) Provinsi Sulawesi Utara menjadi Korban Tabrak Lari pada bulan Desember tahun 2020. Saat ini Kakek Sam hanya terdiam di rumah bersama istrinya Hamiati Darma 72 tahun dan ke 4 (empat) orang anaknya.
Kini Kakek Sam tak bisa melakukan aktivitasnya sehari-hari sebagai tukang OJEK, dikarenakan kaki sebelah kanan kakek Sam sudah di amputasi (Kaki sebelah kanan sudah di potong).
Selasa (6/6/2022) kepada media Kakek Sam menceritakan peristiwa yang ia alami pada bulan Desember tahun 2020. Berprofesi sebagai tukang OJEK kakek Sam pada saat itu sedang mengantar penumpang menggunakan sepeda motornya ke Desa Tobongon Kabupaten Boltim. Saat ia balik usai mengantar penumpang, tiba-tiba ia mengalami tabrakan keras dari arah belakang oleh pengendara motor lain yang tidak bertanggungjawab hingga kakek Sam jatuh tersungkur ke tanah dan mengalami luka pada bagian kaki dan tubuh lainnya.
Lanjut kakek Sam, Kejadian itu membuat kakek Sam mengalami luka hebat dibagian 2 (dua) jari kaki kanan, beruntung saat itu ada warga yang melintas di lokasi kejadian dan melihat kakek Sam sedang mengalami kesakitan, warga yang melintas itu langsung menolong dan membawa Kakek Sam sampai kerumah Kakek Sam di Desa Modayag Induk.
Setiba di rumah, keluarga kakek Sam memawa kakek Sam ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan luka di dua jari kaki kanannya.
Saat di puskesmas Kakek Sam menuturkan, dokter di puskesmas menyarankan agar dua kuku jari kaki kanan kakek Sam sudah rusak dan harus di operasi dan Kakek Sam mengiyakan Operasi dilakukan, hingga ke dua kuku jari kaki kanan di cabut oleh dokter puskesmas. Usai di operasi kakek Sam disarankan pulang dan beristirahat di rumah.
Berjalannya waktu sambil perawatan di rumah, pada bulan Januari tahun 2021 luka di dua jari kakek Sam sisa bekas operasi pencabutan kuku membengkak dan membusuk. ia mengatakan, Luka bekas cabutan kuku itu semakin parah membuat kakek Sam selalu menjerit menahan kesakitan setiap hari, dokter puskesmas terdekat sempat datang melihat kondisi Kakek Sam meradang menahan kesakitan dan menyarankan agar kakek Sam segera di bawa ke rumah Sakit Monompia Kotamobagu, kata Kakek Sam.
Saat tiba di RS Monompia Kotamobagu dan mendapat pelayanan oleh dokter Komang kata kakek Sam luka ini harus dibersihkan belum bisa di operasi kata kakek Sam meniru perkataan dokter. Setelah dilakukan proses pembersihan luka bekas cabutan kuku di dua jari kaki kakek Sam, kakek Sam disarankan balik lagi ke rumah.
Masih Kata kakek Sam setiba di rumah, luka diujung kaki bekas cabutan dua kuku yang baru dibersihkan semakin terasa sakitnya dan Kakek Sam kembali lagi ke RS Monompia.
Tiba di RS Monompia, kata kakek Sam dokter Komang menyarankan operasi saja dua jari ini karena luka bekas cabutan kuku sudah membusuk dan operasi pembersihan dua jari dilakukan. Setelah tiga hari menjalani perawatan di RS Monompia kakek Sam oleh RS disarankan untuk pulang.
Saat beristirahat di rumah, beberapa hari kemudian luka yang di operasi kembali kambuh dan lebih terasa sakit hingga membuat kakek Sam meradang menahan sakit akibat nyeri luka yang terus membuat kakek menjerit-jerit.
Akhirnya Kakek Sam dan keluarga berkesimpulan lagi kembali ke RS Monompia. Saat di RS Monompia dokter Komang menyampaikan kata kakek Sam ini darah sarafnya naik dan sudah lewat, ini harus di bawa ke menado dan diamputasi.
“Mendengar kata amputasi, sedih dan berkecamuk ada di benak saya pak, selain tak ada biaya, saya adalah tulang punggung keluarga yang punya tanggung jawab untuk menghidupi ke 4 (empat) orang anak dan istri, sementara kaki kanan saya ini harus diamputasi”, kata kakek Sam yang duduk di kursi rapuh rumahnya dengan raut wajah sedih dan nampak air mata mengalir di wajah keriputnya.
“Sudah setahun lebih saya ndk bisa berbuat apa-apa pak, untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari saja, saya hanya bergantung pada istri saya yang hanya sebagi tukang jahit baju, itupun kalau ada yang membutuhkan pakaian untuk di jahit” tambah kakek Sam yang menoleh ke istrinya sambil mengelus dadanya dengan nampak kedua mata tua mengeluarkan air mata.
Sedih melihat kondisi Kakek Sam yang hanya terdiam sambil mengisahkan Kejadian yang ia alami sebagai korban tabrak lari yang kini tak bisa berjalan seperti biasa.
Ia hanya bisa berharap mendapatkan bantuan dari pemerintah kabupaten Boltim atau warga yang berkemampuan ekonomi untuk memberikan ia kaki palsu.
“Semoga saja ada bantuan dari pemerintah kabupaten Boltim atau warga yang berkecukupan bisa membantu dan memberikan saya kaki palsu, agar saya bisa beraktivitas dan dapat membatu memenuhi ekonomi kebutuhan keluarga saya”, Pinta Kakek Sam yang penuh dengan harapan, agar ada yang bisa memberikan ia kaki palsu. (R.A)