PortalBMR, KOTAMOBAGU – Pasca terjadi aksi penganiayaan terhadap BT (13) siswa MTs Negeri 1 Kotamobagu yang menyebabkan korban meninggal dunia, diduga kejadian tersebut dilakukan oleh oknum siswa yang sama di MTs Kotamobagu sebanyak sembilan orang.
Senin, (13/06/2022) Kepala sekolah (Kepsek) MTs 1 Negeri Kotamobagu Intan Safitri Mokodompit kepada awak media mengakui lalai dalam pengawasan.
“Kami sebagai guru pendidik kami mohon maaf, kami lalai dan diluar kontrol, karena memang di hari senin hingga hari sabtu tidak ada laporan yang membully atau berkekahi atau sesuatu yang terjadi biasanya, karena tidak ada laporan, hingga kami tidak tau kejadian ini”, ucap kepsek kepada sejumlah awak media di ruang kerjanya.
Disampaikan, anak-anak siswa yang diduga terlibat dalam kejadian tersebut telah diminta keterangan sabagai saksi oleh pihak kepolisian.
“Saat ini beberapa siswa sedang dimintai keterangan sebagai saksi, terdakwa atau pelaku itu belum ada penetapan, dan kami sepenuhnya menyerahkan semua kepada pihak kepolisian
Sebelumnya, informasi didapat dari pihak keluarga, penganiayaan terjadi Rabu (8/6) di sekolah usai korban mengikuti ulangan.
Waktu itu korban pergi ke mesjid untuk salat Zuhur. Saat hendak mengambil air wudhu, tiba-tiba ada orang yang menutupi bagian muka korban menggunakan sajadah.
Setelah itu, korban diduga dianiaya di bagian perut dan Korban langsung meringis kesakitan. Setelah pulang sekolah dan tiba di rumah, korban pun langsung mengeluh sakit di bagian perut. Mendengar keluhan tersebut, pihak keluarga dan orang tua melarikan korban ke RSUD Kotamobagu.
Setelah dilakukan pemeriksaan di RS Kotamobagu, korban dirujuk ke RSUD Malalayang Manado pada hari Sabtu (11/6) gegara ada kelainan usus. Meski sudah dilakukan tindakan medis, nyawa korban tidak tertolong hingga Korban meninggal dunia Minggu (12/6/2022).