PortalBMR, BOLMONG – Aksi demo damai ratusan penambang Blok Bakan Kecamatan Lolayan, untuk meminta Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), membuka kembali tambang yang sudah menelan belasan korban jiwa itu tampaknya tak membuahkan hasil.
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Ir. Yudha Rantung mengungkapkan, peluang dibukanya tambang emas ilegal Bakan sangat kecil.
“Lokasi tambang tersebut merupakan lahan penyangga dari PT JRBM. Mereka tau ada emas di lahan itu, namun karena postur tanahnya yang sangat berbahaya. Sehingga perusahaan tidak buka,” terangnya, saat di temui di ruang kerjanya, Selasa (23/10) usai menerima pendemo di depan kantor Bupati.
Menurut Yudha, untuk membuka kembali tambang tersebut, perlu ada evaluasi dan kajian yang matang apalagi PETI Bakan sudah banyak menelan korban jiwa.
“Saya tadi sempat menyampaikan ke penambang, nanti akan di usulkan ke Pemerintah Provinsi agar dijadikan wilayah tambang rakyat (WPR). Tapi sekali lagi saya tidak bilang dibuka, kalo ada aktifitas disana resikonya tanggung sendiri,” tegas Yudha.
Memang kata Yudha, Pemkab juga sudah mengusulkan beberapa lokasi yang nantinya dijadikan tambang rakyat diantaranya Lokasi tambang di Monsi desa Mopait Kecamatan Lolayan, dan perkebunan desa Tanoyan.
“Akan tetapi, kalau blok bakan, kemungkinan peluangnya kecil, karena itu merupakan pemyangga,” pungkasnya.
Diketahui, Rabu kemarin Pemkab Bolmong di demo oleh ratusan penambang Blok Bakan, mereka meminta Pemkab membuka kembali PETI bakan yang sudah ditutup sejak dua bukan yang lalu, tak hanya Pemkab, warga juga melakukan aksi yang sama di DPRD dan Polres Kotamobagu.